Perubahan Pola Pikir Umat Islam dalam Mengejar Ketertinggalan dari
Bangsa Barat
Desti Nur Annisa / I0321033 / Teknik Industri
Islam merupakan agama
yang sangat menghargai ilmu pengetahuan dan menganjurkan kepada para pemeluknya
untuk selalu belajar dan menimba ilmu serta berakhlak mulia sebagai bekal di
masa depan dan di akhirat.
Pada saat ini, di
zaman modern yang dimayoritaskan oleh kaum milenal, peradaban islam mulai
kembali mengalami kemajuan dalam menyusul bangsa eropa yang sudah jauh lebih
maju di depan dengan mengingat kembali ke masa lalu, yaitu pada abad ke-VII
hingga ke-X masehi peradaban agama islam berada pada masa kejayaannya.
Pada abad ke-VII
hingga ke-X masehi, wilayah eropa masih dipenuhi dengan hutan belantara dengan
system pertanian yang masih terbelakang. Rumah-rumah di Eropa pada kala itu
masih belum tersusun secara teratur, belum mengenal permadani dan tikar
sehingga yang mereka gunakan hanyalah Jerami yang disebarkan di atas tanah.
Berbeda dengan islam
di abad ke-VII hingga ke-X masehi, khususnya di kota-kota besar islam, seperti
Damaskus, Baghdad, Cordova, Seville, dan Granada. Di kota-kota besar tersebut
sudah dialiri listrik sehingga setiap pejalan kaki telah mendapat penerangan
yang cukup di jalan dan rumah-rumah warga telah dipasang ubin atau keramik pada
lantai dan Lorong-lorong jalan.
Islam mencapai puncak
kejayaannya pada masa dinasti Abbasyiah. Pada masa ini, umat islam telah
menjadi bangsa yang maju dan berperadaban tinggi karena mewarisi dan selalu mengamalkan
al-Quran dan hadist dalam berbagai aspek kehidupan sebagai pedomannya. Al-Quran
adalah pendorong umat islam untuk meneliti, melihat alam semesta, dan
menggunakan akal serta memahami rahasia-rahasia Allah di jagad raya ini. Dengan
bekal ilmu dari al-Quran, umat islam mulai melakukan analisis dan
penelitian-penelitian untuk menjawab rasa penasaran yang ada pada dirinya.
Pada bidang ilmu
pengetahuan telah melahirkan banyak cabang-cabang pengetahuan yang dilahirkan
oleh para ilmuwan islam, seperti ilmu pasti (matematika) dengan pencapaian
tersebarnya, yaitu ditemukannya angka arab yang mengefisienkan penulisan angka
romawi yang sangat rumit dan tidak teratur, tokoh yang terkenal pada bidang
ilmu ini adalah Al-Khawarizmi. Selanjutnya ilmu sains (astronomi, fisika,
kimia, biologi) dengan disiplin ilmu ini, salah satu ilmuwan islam, yaitu Umar
al_Khayyam telah menyusun sebuah kalender yang dinamakan “At-Taarikh Al-Jalaali
yang lebih akurat dibandingkan dengan kalender Gregorian yang dipakai bangsa
Romawi. Di bidang ilmu kedokteran, telah didirikan lembaga farmasi di Cordova
dan Baghdad dan membuat kemajuan besar pada ilmu bedah, diagnosis, penyakit
serta obat-obatan. Salah satu tokoh yang terkenal di bidang ilmu ini adalah
Razez kemudian Ibnu Sina. Kemudian, pada bidang ilmu sejarah, geografi, ilmu
bumi, dan kelautan yang digunakan untuk mengetahui letak-letak wilayah dan
mengetahui posisi kakbah serta arah qiblat. Beberapa tokoh muslim pada ilmu
ini, yaitu Ibnu Khaldun dan Al-Mas`udi.
Perkembangan sains bagi
umat islam pada saat itu memang berkembang begitu pesat karena diikuti oleh
berkembangnya penerjemahaan buku-buku berbahasa asing ke bahasa Arab oleh para
filsuf dan ahli bahasa yang dipelopori oleh Khalifah Harun al-Rasyid.
Peradaban islam yang
maju itu perlahan demi perlahan mulai mengalami kemunduran yang disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya adalah kuatnya doktrin dan pintu ijtihad yang
bersifat tertutup dalam bidang pendidikan duniawi karena terlalu sibuk dengan
urusan akhirat dan terjebaknya islam terhadap perdebatan-perdebatan dan
perbedaan paham antar mahzab yang ada sehingga tertinggal oleh perkembangan
ilmu dan teknologi.
Selain itu, terdapat
beberapa factor yang menyebabkan islam mengalami kemunduran, yaitu factor
internal umat islam:
1.
Mundurnya pemikiran islam
Kemunduran pemikiran ini terjadi karena
ditutupnya pintu ijtihad dan selisih perdebatan yang terjadi antar sesama umat
islam terkait pembatasan madzhab. Penutupan pintu ijtihad ini menyebabkan umat
islam kehilangan etos keilmuwan yang tinggi dan tidak memberdayakan akal secara
maksimal.
2.
Bercampurnya Unsur dari Luar Islam ke Dalam Islam
Banyak umat islam yang tidak mengenal agama dan
budayanya sendiri sehingga menganggap unsur lain di luar islam adalah sama.
Kemudian unsur islam dan unsur di luar islam menjadi tercampur yang membentuk
bid`ah (perbuatan yang tidak sesuai anjuran), khufatar (bersifat asumsi atau
dugaan), dan takhayul.
3.
Ambisi dan Perbedaan Paham
Perbedaan madzhab melahirkan berbagai organisasi
masyarakat sesuai dengan madzhab yang mereka gunakan dan percayai. Padahal pemikiran
manusia memang selalu berbeda yang jika diikuti oleh ambisi dari masing-masing
individu harus menang makan akan menimbulkan perbedaan dan perpecahan yang
semakin luas.
4.
Kemiskinan, Ketertindasan, dan Keterbelakangan
Kemiskinan menyebabkan kompetisi dan rasa ingin
hidup layak antar sesama umat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, banyak
orang yang rela untuk berbuat apa saja ditambah dengan keterbelakangan dan
rendahnya ilmu sehingga pemikiran yang ada menjadi lebih sempit dan tertutup.
Sedangkan, factor
eksternal yang menyebabkan kemunduran umat islam, yaitu imperialisme barat,
zinonisme, dan kapitalisme yang muncul dalam beragam bentuk dan aspek
masyarakat.
Menurut saya, factor
yang sangat mempengaruhi kemunduran peradaban islam pada masa lalu hingga
sekarang adalah masih berkembangnya paham filosofi Al-Ghazali, yaitu
okasionalisme. Menurut paham ini, semua yang ada dan terjadi di alam semesta
adalah kehendak Allah. Paham ini memang benar dan sangat memuliakan Tuhan,
tetapi dengan paham ini juga banyak masyarakat yang salah memahaminya sehingga
pemikiran masyarakat menjadi tertutup terhadap ilmu-ilmu sains (fisika, kimia,
biologi) yang menyebabkan terjadinya kemunduran di bidang filosofi.
Berdasarkan paragraf
di atas, umat islam pernah mencapai puncak kejayaannya dan menjadi bangsa yang
paling maju dan berpengaruh di dunia, seperti bangsa Romawi. Namun, kejayaan
itu perlahan mulai pudar karena mulai bergantinya para pemimpin dan pola pikis
masyarakat yang salah paham akan teori “keislaman yang murni”
Menurut saya, untuk
dapat memajukan islam pada zaman sekarang adalah dengan kembali berpegang teguh
pada al-Quran dan hadist seperti yang telah dilakukan oleh umat islam pada masa
kejayannya dan meninggalkan selisih-selisih paham yang saling menjatuhkan
pendapat dalam beragama islam, selagi itu dibatas wajar atau normal.
Selain itu, cara yang
dapat saya lakukan untuk turut berkontibusi dalam mengejar ketertinggalan umat
muslim dari barat dalam memajukan peradaban adalah dengan terus belajar dan
menimba ilmu seluas-luasnya pada disiplin ilmu yang sedang saya jalani, yaitu
Teknik Industri.
Teknik industry merupakan
disiplin ilmu yang membahas suatu permasalan melalui “helicopter view”
yang artinya untuk dapat memecahkan suatu masalah, kita harus melihat secara
keseluruhan dibagian mana system tersebut mengalami kerusakan. Pada bidang ilmu
ini juga tidak hanya berfokus pada teknologi dan sains, tetapi pada jiwa dan
psikologi sumber daya manusia yang digunakan.
Maksud dari disiplin
ilmu ini adalah bahwa factor terpenting untuk menjalankan suatu teknologi atau planning
adalah kualitas manusianya. Sebagai mahasiswa, tugas utama kita adalah terus
belajar dan mengeksplor segala macam disiplin ilmu sebagai bekal di masa depan.
Tentu saja, ilmu yang akan kita cari dan dapatkan tidak boleh bertentangan
dengan al-Quran dan hadist.
Selain itu, kita
harus berpikiran terbuka terbhadap perubahan yang ada. Perkembangan sains dan
teknologi yang saat pesan pada saat ini menuntut kita harus bisa mengikutinya.
Kemudian, kita juga harus pandai dan mau bertukar pikiran dengan bangsa barat
karena mereka sudah jauh lebih maju dibandingkan kita.
Melalui program studi
Teknik Industri, sumber daya manusia sangat diperhatikan untuk mencapai suatu
tujuan dengan maksimal. Pembelajaran dan ilmu-ilmu dasar pada Teknik Industri
membuka pikiran kita secara luas mengenai disiplin-disiplin ilmy yang lainnya
sehingga pandangan dan konsep berpikir kita dapat menjadi luas. Konsep
pemahaman yang luas ini sangat bermanfaat bagi islam untuk dapat merebut
kembali masa kejayaannya. Dengan berpikir secara luas dan terbuka, menghindari
paham okasionalisme yang hanya pasrah dan menjalani kehidupan dengan anggapan
bahwa hidup ini sudah diatur oleh sang Maha Kuasa.
Melalui konsep
pemikiran yang terbuka dan luas ini mengajarkan kepada umat islam bahwa dalam
menangani suatu permasalahan itu tidak hanya berfokus pada satu bagian saja,
tetapi mencakup semua aspek. Seperti halnya pendapat para ulama yang berbeda
sehingga menimbulkan golongan-golongan yang berbeda antar umat islam. Konsep
pemikiran terbuka ini menuntut semua umat islam untuk saling menghargai
pendapat orang lain.
Menurut saya, hal
paling utama yang menentukan sikap dan karakter manusia adalah pada pikiran
atau “mindset” nya. Pengaruh pikiran menimbulkan ideologi dan doktrin yang
sangat kuat dan melekat pada diri manusia. Oleh karena itu, dengan konsep “helicopter
view” atau pemikiran terbuka melalui program studi Teknik Industri kita
diajarkan untuk memahami segala jenis kondisi dan kebutuhan dalam bidang
industry. Seperti halnya dalam beragama, kita harus menghargai dan menghormati
segala jenis pendapat. Namun, tetap berpegang teguh pada al-Quran dan hadist
Allah SWT.
Dengan berpedoman pada al-Quran dan hadist serta menimba ilmu dan terus berpikiran terbuka terhadap perubahan jaman, inshaallah umat islam akan dapat mencapai masa kejayaannya seperti dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Nafi`I, Wildan (2020). Studi Pemikiran Peradaban Islam; Menelusuri Jejak Kejayaan Islam di Era Abbasiyah. Jurnal Studi Agama. Volume 8, Nomor 1, Halaman 57-77.
Wibowo, Tri (2021). Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan (Daulah Abbasiyah): Kontribusi dan Rekontruksi dalam Perkembangan Keilmuwan Kekinian. Jurnal Sejarah dan Kebudayaan. Volume 6, Nomor 1, Halaman 51-62.
Suradi (2018). Konsepsi Pendidikan Agama Islam dalam Menyikapi Modernitas. Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam. Volume. 4, Nomor 1, Halaman 57-70.
Waston (2017). Menatap Masa Depan Peradaban Islam. Jurnal Ishraqi. Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-10.
Sholikhudin, Anang (2017). Merebut Kembali Kejayaan Islam Analisis Internal dan Eksternal Penyebab Kemunduran Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Volume 3, Nomor 1, Halaman 135-148.
Pozai, Mohd Harizan; Ahmad, Muhammad Syaibani; Basiron, Bushrah (2018). Kemunduran Umat Islam dalam Sains dan Teknologi in Prosiding Seminar Tamadun Islam 2018 pada 17hb. Ogos 2018 di Bilik Kuliah 6, Blok N28, UTM. Program anjuran Akademi Tamadun Islam, UTM, p. 127-138. ISBN: 978-967-2171-28-7.
Manan, Nuraini. Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Eropa (711M-1492M)
Abdullah Taslim (2019). Mengembalikan Kejayaan Umat Islam. Online. Tersedia: Mengembalikan Kejayaan Umat Islam (muslim.or.id) (diakses pada 17 Desember 2021, pukul 11.00 WIB)
Endra Baskara (2019). Mengapa
Umat Islam Tertinggal dengan Bangsa-Bangsa Eropa dan Barat, Apa Penyebab
Kemunduran Umat Islam Saat Ini? Online; Quora. Tersedia: Mengapa umat Islam tertinggal dengan
bangsa-bangsa Eropa dan barat, apa penyebab kemunduran umat Islam saat ini? -
Quora (diakses pada
17 December 2021 pukul 11.00 WIB)
Komentar
Posting Komentar